PENDAHULUAN: KEBUTUHAN MANUSIA AKAN WAHYU

1. ANUGRAH TERBESAR DARI ALLAH

Allah telah memberikan karunia paling agung kepada manusia:

- Mengutus Rasul dari kalangan manusia sendiri

- Membacakan ayat-ayat Allah kepada mereka

- Menjelaskan jalan-jalan yang diridhai-Nya

- Membimbing mereka menuju jalan yang lurus

2. KETERBATASAN AKAL MANUSIA TANPA WAHYU

Tanpa wahyu, manusia akan diserahkan kepada:

- Akal mereka yang terbatas

- Hawa nafsu yang menyesatkan

- Tidak dapat mengetahui halal dan haram

- Tidak dapat membedakan hak dari batil

- Tidak dapat membedakan keimanan dari kekufuran

- Penciptaan akan menjadi sia-sia tanpa hikmah

3. PERAN RASUL DAN SYARIAT

- Para rasul adalah hakim bagi kaumnya dengan syariat ilahi

- Mereka perantara antara Allah dan makhluk-Nya

- Akal adalah alat untuk memahami kehendak Allah, bukan penentu hukum

- Akal adalah pengikut wahyu, bukan pemimpin wahyu

- Keselamatan terikat pada ketaatan kepada Rasulullah

================================================================================

KISAH UMAT ISLAM: DARI KESATUAN HINGGA PERPECAHAN

1. PERIODE EMAS - PARA SAHABAT

Karakteristik periode awal:

- Allah menyatukan mereka dalam petunjuk

- Mempersatukan hati mereka

- Melindungi dari hawa nafsu

- Mereka istiqamah dalam ketaatan kepada Allah dan Rasul

- Para sahabat tidak mengenal selain mengikuti Rasulullah

- Tidak ada perselisihan dalam memahami agama

2. GENERASI PENGGANTI - AWAL PERPECAHAN

Setelah sahabat, muncul generasi yang:

- Tidak puas dengan wahyu Allah dan syariat-Nya

- Melihat kebutuhan untuk perbaikan, penambahan, pengurangan

- Mempraktikkan akal dalam wahyu (padahal wahyu ma'shum/terjaga)

- Mengkritik hukum-hukum dari Allah

- Memecah-belah agama menjadi golongan-golongan

- Menciptakan jalan-jalan yang bermacam-macam

3. PREDIKSI NABI TENTANG PERPECAHAN

Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:

"Sesungguhnya yang aku takutkan atas umatku adalah para pemimpin yang menyesatkan"

"Sesungguhnya di antara yang aku khawatirkan atas kalian adalah syahwat kesesatan

pada perut dan kemaluan kalian, serta penyesatan hawa nafsu"

4. JALAN KESELAMATAN

Wasiat Nabi kepada umatnya melalui Al-'Irbadh bin Sariyah:

- Bertakwa kepada Allah

- Mendengar dan taat (meskipun pemimpin adalah budak dari Habasyah)

- Berpegang teguh pada Sunnah Rasulullah

- Berpegang teguh pada Sunnah khulafa rasyidin yang mendapat petunjuk

- Menjauhkan bid'ah (perkara yang diada-adakan)

- Setiap bid'ah adalah kesesatan

5. PENJELASAN TENTANG DUA JALAN

- Jalan yang lurus: SATU jalan (mengikuti Rasulullah dan Sunnah)

- Jalan yang sesat: BERCABANG-CABANG (mengikuti hawa nafsu)

- Pada setiap cabang ada setan yang mengajak kepadanya

- "Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkanmu

dari jalan Allah" (Shaad: 26)

================================================================================

AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH VERSUS AHLI BID'AH

1. CIRI-CIRI AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH

- Mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

- Mengikuti apa yang dibawa Rasulullah

- Mengikuti jalan Al-Jama'ah (para sahabat)

- Menampakkan dalil-dalil wahyu yang suci

- Menjelaskannya dengan pemahaman yang benar

- Tidak memiliki teladan kecuali Rasulullah

- Mengikuti garis salaf (para sahabat dan yang mengikuti dengan baik)

- Menghadapi ahli bid'ah dengan hujjah dari Al-Qur'an dan As-Sunnah

- Tidak membuat pokok-pokok ajaran baru yang tidak ada dalam Kitab dan Sunnah

- Mereka adalah manusia paling lurus jalannya dan paling baik caranya

2. CIRI-CIRI AHLI BID'AH

- Keluar dari syariat

- Menyelami ayat-ayat Allah tanpa kebenaran

- Berbicara tentang Allah tanpa ilmu

- Mengubah kalam dari tempatnya

- Menyelisihi Al-Qur'an dan As-Sunnah

- Ridha dengan manhaj-manhaj dari akal mereka

- Didiktekan oleh hawa nafsu mereka

- Memecah-belah agama

================================================================================

MASALAH UTAMA: SIFAT-SIFAT ALLAH DAN KALAM ALLAH

1. PERSELISIHAN TERBESAR DALAM UMAT

Di antara perkara paling besar yang terjadi perselisihan:

- Menyelami dzat Allah Ta'ala

- Nama-nama-Nya

- Sifat-sifat-Nya

- Ini adalah perkara paling besar dari fitnah-fitnah umat

2. PENYIMPANGAN AL-JAHMIYYAH

- Golongan paling sesat yang keluar dari ahli kebenaran

- Mensifati Allah dengan kekurangan-kekurangan

- Meniadakan sifat-sifat kesempurnaan yang ditetapkan Allah untuk diri-Nya

- Lebih parah dari yang dilakukan Yahudi dan Nasrani

3. KEYAKINAN UTAMA AL-JAHMIYYAH: TIDAK ADA KALAM BAGI ALLAH

- Mereka tidak mengakui adanya perkataan/kalam bagi Allah

- Menyamakan Allah dengan berhala-berhala

- Ingin membatalkan risalah (karena rasul diutus untuk menyampaikan kalam Allah)

- Jika tidak ada kalam Allah, maka tidak ada wahyu

- Jika tidak ada wahyu, rasul itu rasul dari siapa?

4. BAHAYA BESAR DARI MASALAH INI

- Bid'ah-bid'ah di dalamnya telah bercabang-cabang

- Agama Islam berdiri di atas kebenaran akidah dalam masalah ini

- Penting untuk membahas masalah ini secara khusus dan detail

================================================================================

KEBINGUNGAN KAUM MUSLIM KONTEMPORER

1. PENYEBAB KEBINGUNGAN

- Meremehkan masalah ini, bahkan mengabaikannya

- Tidak memahami bahaya persoalan ini

- Menganggap masalah ini sekunder

- Mengira bahwa nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya bukan lagi masalah berbahaya

- Berdalih bahwa masalah lain lebih penting untuk diperhatikan

2. KESALAHAN PERSEPSI TENTANG SALAFI

- Ketidaktahuan terhadap keyakinan Salaf

- Melihat kitab-kitab Ash'ariyah, Maturidiyah, dan Mu'tazilah

- Menyangka metode ilmu kalam dan filsafat ini adalah keyakinan Ahlus Sunnah

- Melihat pengikut kelompok ini menisbatkan diri kepada Sunnah

- Melihat tokoh-tokoh besar mengikuti mereka

- Berdalih: "Bagaimana ini bid'ah sedangkan ini keyakinan orang-orang besar?"

3. PRINSIP DASAR YANG TERLUPAKAN

"Kebenaran tidak dikenal melalui orang-orangnya, kenalilah kebenaran,

niscaya engkau akan mengenal pengikutnya."

4. PERBEDAAN DASAR

Cara yang benar: "Kami berkeyakinan demikian karena firman Allah dan

sabda Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam"

Cara yang salah: "Kami berkeyakinan demikian berdasarkan keyakinan

Abu al-Hasan al-Asy'ari atau Abu Manshur al-Maturidi"

Akibatnya: Orang awam menyangka keyakinan yang pertama benar dan yang lain salah

================================================================================

MOTIVASI PENULISAN BUKU

1. PERLUNYA IJTIHAD

- Pentingnya ijtihad untuk mengetahui hakikat keyakinan Salafi

- Membedakan antara keyakinan Salafi dengan keyakinan ahli bid'ah

- Penelitian mendalam tentang semua keyakinan yang dinisbatkan pada kelompok tertentu

2. PENGALAMAN PRIBADI PENULIS

- Diminta mempelajari "Syarh al-'Aqa'id an-Nasafiyyah" karya Sa'd at-Taftazani

- Waktu itu belum mengenal keyakinan Salaf

- Allah memberinya seorang guru mulia: Abu Umar Adil ibn Kayid al-Bashri

- Guru ini menjelaskan keyakinan Salaf

- Mengingatkan tentang penyalahan keyakinan Maturidiyah

- Berapa pentingnya untuk tidak belajar akidah dari pembid'ah

3. KEBINGUNGAN KONTEMPORER TENTANG ASY'ARIYAH

- Banyak saudara Muslim bingung: Apakah Ash'ariyah termasuk Ahlus Sunnah?

- Ada yang terkecoh karena ada tokoh-tokoh besar di kalangan Ash'ariyah

- Contoh: Al-Harits al-Muhasibi dikenal dengan ilmu dan zuhudan

- Namun Imam Ahmad ibn Hanbal memperingatkan dari bid'ahnya

- Demikian juga Abu Bakar al-Baqillani dan tokoh lainnya

4. PENYELISIHAN YANG TERJADI MENGENAI NAMA-NAMA DAN SIFAT-SIFAT ALLAH

- Fitnah karena ulah ahli bid'ah bukan menciptakan keyakinan baru

- Tetapi mengingatkan dan menggerakkan ahli kebenaran menghadapi kebatilan

- Dalil-dalil atas keyakinan Salafi sudah ada dalam Kitab dan Sunnah sebelumnya

- Tidak sepatutnya Ahlus Sunnah membuat pokok-pokok ajaran baru

5. PENTINGNYA MENGETAHUI AKIDAH YANG BENAR

- Pertanyaan fundamental: Apa yang lebih penting untuk dipelajari daripada

mengenal Rabb Ta'ala?

- Ini adalah pokok dari segala pokok

- Fondasi penerimaan setiap amal

- Dasar keselamatan agama

- Harus memperbaiki pokok-pokok ajaran terlebih dahulu, baru kemudian cabang-cabangnya

================================================================================

TUJUAN DAN KOMITMEN BUKU

1. TUJUAN UTAMA

✅ Mengingatkan tentang bahaya bid'ah dan ahlinya

✅ Memberi pemahaman tentang keyakinan Salafi yang benar

✅ Menjelaskan masalah-masalah akidah secara komprehensif

2. PENTINGNYA KEADILAN DAN PERTIMBANGAN YANG ADIL

- Allah mewajibkan keadilan dan pertimbangan yang adil

- Membedakan antara ahli bid'ah dan Ahlus Sunnah

- Mengetahui golongan ahli kebenaran untuk diikuti

- Mewaspadai golongan-golongan ahli bid'ah untuk dijauhi

- Kebenaran tidak ada berpihak dan tidak ada kompromi dengan siapa pun

- Kedudukan akidah lebih mulia dari setiap kedudukan

- Dengan kebenaran akidah, kebaikan dunia dan akhirat menjadi baik

3. PESAN AKHIR

- Penelitian mendalam terhadap semua keyakinan yang dinisbatkan pada kelompok

- Memeriksa dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah

- Mengikuti metode Salaf dari para sahabat dan pengikut mereka

- Tidak menisbatkan diri kepada tokoh atau kelompok, tetapi kepada Nabi dan Salaf

================================================================================

KESIMPULAN

Buku "Akidah Salafiyah dalam Kalam Rabbul Bariyyah" adalah:

✅ Pembelaan mendalam terhadap akidah Salafi yang murni

✅ Penjelasan perbedaan antara keyakinan Salafi dan bid'ah kontemporer

✅ Kritik terhadap metode ilmu kalam dan filsafat dalam akidah

✅ Penyerangan terhadap kesalahan-kesalahan Ash'ariyah, Maturidiyah, dan Mu'tazilah

✅ Panggilan untuk kembali kepada Al-Qur'an, As-Sunnah, dan pemahaman Salaf

✅ Respons terhadap kebingungan kaum Muslim tentang akidah yang benar

✅ Upaya menghentikan penyelisihan dan penyimpangan dari jalan yang lurus

✅ Penegasan bahwa akidah adalah pokok paling penting dalam Islam

Pesan utama: Kebenaran tidak dikenal melalui orang-orangnya, tetapi orang-orang

dikenal melalui kebenaran. Kembali kepada Al-Qur'an, As-Sunnah, dan jalan Salaf

adalah satu-satunya jalan menuju keselamatan dunia dan akhirat.

================================================================================

Diterjemahkan oleh: Muhamad Abid Hadlori