Beriman kepada para rasul adalah salah satu pokok keimanan. Allah Ta'ala berfirman: "Katakanlah: 'Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta nabi-nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan kami hanya tunduk kepada-Nya'" (Ali Imran: 84).

Barangsiapa tidak beriman kepada para rasul, maka dia sesat dengan kesesatan yang jauh dan rugi dengan kerugian yang nyata. "Dan barangsiapa yang kufur kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya" (An-Nisa': 136).

Orang-orang yang mengaku beriman kepada Allah tetapi mereka mengingkari para rasul dan kitab-kitab, mereka tidak menghargai Allah dengan sebenar-benar penghargaan. "Dan mereka tidak menghargai Allah dengan penghargaan yang semestinya di kala mereka berkata: 'Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia'" (Al-An'am: 91). Orang-orang yang menghargai Allah dengan sebenar-benar penghargaan dan mengetahui sifat-sifat-Nya berupa ilmu, hikmah, dan rahmat, pasti akan meyakini bahwa Dia mengutus para rasul dan menurunkan kitab-kitab, karena ini adalah konsekuensi dari sifat-sifat-Nya. Dia tidak menciptakan makhluk dengan sia-sia. "Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?" (Al-Qiyamah: 36).

Barangsiapa yang mengingkari para rasul padahal dia mengaku beriman kepada Allah, maka dia di sisi Allah adalah kafir dan imannya tidak bermanfaat baginya. Allah Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, serta berkata: 'Kami beriman kepada yang sebagian dan kami kafir terhadap sebagian (yang lain),' serta bermaksud mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian itu, mereka itulah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya" (An-Nisa': 150-151).

Ayat tersebut menegaskan kekafiran orang yang mengaku beriman kepada Allah tetapi mengingkari para rasul ("dan bermaksud memperbedakan antara Allah dan rasul-rasul-Nya"). Al-Qurthubi berkata tentang ayat ini: "Allah Subhanahu menegaskan bahwa membedakan antara Allah dan para rasul-Nya adalah kekafiran. Hal itu menjadi kekafiran karena Allah mewajibkan kepada manusia untuk menyembah-Nya sesuai dengan apa yang Dia syariatkan melalui lisan para rasul. Jika mereka mengingkari para rasul, maka mereka menolak syariat-syariat mereka dan tidak menerimanya dari mereka.

Dengan demikian mereka menolak untuk berkomitmen pada penghambaan yang diperintahkan kepada mereka untuk berkomitmen padanya. Maka hal itu seperti mengingkari Sang Pencipta Subhanahu. Mengingkari Sang Pencipta adalah kekafiran karena di dalamnya terdapat meninggalkan komitmen pada ketaatan dan penghambaan. Demikian pula membedakan antara Allah dan para rasul-Nya".

Diterjemahkan oleh: Muhamad Abid Hadlori