Allah Ta'ala telah berfirman dalam kitab-Nya yang mulia: "Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana." [Ali Imran: 97]

Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wahai sekalian manusia! Sesungguhnya haji telah diwajibkan atas kalian, maka berhajilah." Diriwayatkan oleh Muslim dan An-Nasa'i.

Para ahli ilmu berkata: Orang merdeka yang mukallaf lagi mampu, jika ia memiliki bekal dan kendaraan serta aman di jalan, maka wajib atasnya berhaji. Hal ini merupakan ijmak umat.

Aku telah melihat lautan yang luas, Mekah Al-Mukarramah, dan Madinah Al-Munawwarah - semoga Allah menambah kemuliaan dan pengagungan kepadanya - berkali-kali dalam mimpi. Suatu malam aku bermimpi seolah-olah aku menumpang kapal laut, menempuh perjalanan jauh, dan sampai ke Mekah. Aku melihat diriku seolah-olah berada di tempat kosong yang memiliki tiang-tiang mewah dan pilar-pilar besar, dan aku duduk di sana. Masjidil Haram pun demikian. Dan aku melihat di waktu lain bahwa aku berkeliling dan melihat-lihat pasar-pasar Mekah dan daerahnya, berjalan dan bergerak di jalan-jalannya. Mekah itu bagus bangunannya, makmur penginapannya seperti negeri yang berpenghuni. Mekah yang mulia memang demikian. Aku melihat Madinah Al-Munawwarah seolah-olah kota kuno, melihat dinding-dindingnya lapuk bangunannya, dan daerahnya terbuat dari tanah dan air, jalan-jalannya sempit dan sepi dari manusia. Dan aku mendapati keduanya dengan sifat ini ketika aku beruntung hadir di halaman keduanya pada tahun 1285 (seribu dua ratus delapan puluh lima) dari hijriah Nabi - atas pemiliknya shalawat dan salam terbaik.

Hal ini mendorongku untuk melakukan perjalanan ke negeri Allah yang aman, dan mengarahkan kendaraan menuju masjid sayyidina Muhammad sayyid al-mursalin shallallahu 'alaihi wa sallam pada tahun tersebut. Hal itu mengajakku untuk mengumpulkan manasik haji dan umrah sesuai dengan apa yang telah jelas bagiku dari Al-Quran dan As-Sunnah. Maka aku kumpulkan dengan cara ringkas; sebagai pelajaran untuk diriku dan peringatan bagi siapa yang dimurnikan Allah dengan kekhususan mengingat negeri akhirat. Bagaimana tidak, sedangkan bid'ah telah masuk ke dalam ibadah dari segala macam jenis, dan setiap orang yang berlebihan dan orang yang mengurangi telah menyimpang dari petunjuk Nabi, dan setiap orang yang mencampur dan yang kacau telah mencampur kebenaran dengan kebatilan. Maka inilah kitab manasik yang telah aku hubungkan masalah-masalahnya dengan dalil-dalil dan petunjuknya dengan madzhab para ulama mulia. Aku masukkan ke dalamnya lima bab dan penutup. Semoga Allah melindungi kami dari neraka yang menghancurkan.

Perjalanan Sang Shiddiq Menuju Rumah Suci

Aku memohon kepada Allah agar memurnikan niatku, memperbaiki maksudku, menerima amalku, dan menyukseskan harapanku. Sesungguhnya Dia telah berfirman dalam kitab-Nya yang mulia: "Sesungguhnya Aku tidak akan menyia-nyiakan amal orang yang beramal di antara kamu." [Ali Imran: 195]

Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapat apa yang diniatkannya. Barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai dengan apa yang ditujukannya." Muttafaq 'alaih dari hadits Umar bin Al-Khattab radhiyallahu Ta'ala 'anhu.

Diterjemahkan oleh: Muhamad Abid Hadlori