Sesungguhnya berbakti kepada kedua orang tua mendudukkan pelakunya di atas singgasana kemuliaan, mengangkatnya ke derajat orang-orang mulia, dan menempatkannya di puncak kejayaan.

Kebaikan (bakti) itu tidak terbatas dan tidak terkhusus pada golongan tertentu dari manusia. Akan tetapi Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahamulia menjadikannya sebagai sasaran yang terbuka dan tujuan yang ditegakkan bagi setiap pencari, kecuali bagi siapa yang Allah Ta'ala takdirkan selain itu. Maka bakti adalah karunia yang Allah Ta'ala letakkan di mana Dia kehendaki.

Barang siapa menempuh jalan kebaktian dan menginjak hamparannya yang baik, tidak diragukan lagi bahwa ia akan meraih harapannya dan mencapai tujuannya. Sebab keutamaan-keutamaan tidak pernah memiliki tabir yang menghalanginya pada suatu hari pun, dan tidak pula memiliki pintu-pintu yang tertutup sepanjang masa. Orang yang paling berbahagia adalah orang yang menjadikan Allah Ta'ala sebagai tujuan akhirnya, kemuliaan dan kepemimpinan sebagai kendaraannya, serta kehormatan dan kemuliaan sebagai tujuan dan upayanya.

Maka sudah sepatutnya seorang hamba menghiasi dirinya dengan kebaktian dan menungganginya, agar lisan-lisan manusia memujinya dan tinta-tinta pena menuliskannya. Jika ia menginginkan ketinggian derajat di dunia dan surga Firdaus di akhirat, hendaklah orang yang berbahagia bersungguh-sungguh meraih kebaktian semampunya. Karena berbakti kepada kedua orang tua mengangkat pelakunya di dua negeri (dunia dan akhirat) dan mendudukkannya di mimbar pujian.

Berbakti kepada kedua orang tua adalah kalung-kalung kehormatan; siapa yang berhias dengannya, kecintaan kepadanya akan tetap langgeng sepanjang masa, dan mata-mata akan sejuk memandangnya. Bagaimana tidak? Ia telah meraih amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta'ala. Nabi datang untuk menguatkan ikatan-ikatannya dan menegakkan fondasi-fondasinya, yaitu pokok yang baik yang disirami dengan hujan yang lebat.

Yang wajib bagi seorang mukmin adalah mengarahkan anak panahnya menuju kebaktian hingga ia mengenai sasaran yang diinginkan. Sebab kebaktianlah yang meninggikan panji pelakunya ke puncak tersebut. Siapa yang bagus baktinya, niscaya baik pula kehidupannya, dan kecintaannya akan tertanam kuat di dalam hati.

Berbakti kepada kedua orang tua mengantarkan kepada keselamatan, mengamankan dari penyesalan, memudahkan segala urusan yang sulit, dan melunakkan hati-hati yang keras.

Ibnu 'Umar radhiyallahu 'anhuma berkata: "Kebaktian itu perkara yang mudah: wajah yang berseri dan ucapan yang lembut."

Kitab Juz' Birr al-Walidayn karya Imam al-Bukhari rahimahullah termasuk karya paling awal yang disusun dalam bidang ini. Oleh karena itu aku menyingsingkan lengan kesungguhan dan terjun ke medan ini, dengan memohon pertolongan Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahamulia. Ini termasuk kesinambungan nikmat Allah Ta'ala kepada hamba-Nya yang lemah, yakni Dia memberinya taufik untuk melayani bagian yang berharga ini, menyingkap keutamaannya, memberi catatan atas hadis-hadis dan atsar yang terdapat di dalamnya, serta menyajikannya dalam bentuk yang layak.

Maka bagi Allah semata segala puji dan anugerah atas pertolongan dan taufik.

Aku telah mendahului karya ini dengan sebuah pendahuluan yang bermanfaat bagi pembacanya.

Pendahuluan itu terdiri dari beberapa bab:

Sekilas tentang Imam al-Bukhari rahimahullah.
Pengertian bagian-bagian hadis.
Penyebutan karya-karya terkenal tentang kebaktian dan silaturahmi.
Kitab Birr al-Walidayn karya Imam al-Bukhari.
Penjelasan tentang asal kitab.

Pada akhir bagian ini aku lampirkan hadis-hadis tentang berbakti kepada kedua orang tua yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari di luar bagian khususnya, sebagai penyempurna faedah.

Aku memohon kepada Allah Ta'ala agar memberikan manfaat melalui kitab ini kepada para pembacanya, mengampuni kesalahan dan kekeliruan kami, menjadikan amal ini sebagai amal yang diterima, menerimanya dengan rahmat dan karunia-Nya, serta melimpahkan kepada kami pahala dan ampunan-Nya bersama penulisnya rahimahullah, demikian pula kepada siapa saja yang membacanya dan mengambil manfaat darinya.

Aku juga memohon kepada Allah agar menjadikannya di hari kembali kelak sebagai sebaik-baik hasil. Dialah yang mencukupi kami dalam apa yang kami harapkan, tidak ada sekutu bagi-Nya. Segala puji bagi Allah pada awal dan akhir, lahir dan batin.

'Abdul 'Aziz bin Hilmi Makki, dengan memuji dan mensyukuri Allah Ta'ala, serta bershalawat kepada Nabi Muhammad, semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada beliau.

Diterjemahkan oleh: Muhamad Abid Hadlori