Setiap manusia tentu sangat butuh kepada nasehat. Bagaimana tidak, karena dengannyalah seseorang akan bisa menjadi hamba yang lebih baik lagi.

Majelis ilmu merupakan tempat dimana untaian-untaian nasehat diberikan kepada siapapun yang hadir di dalamnya. Sangat wajar jika Nabi صلى الله عليه وسلم menyebutnya sebagai taman surga. Di dalamnya terdapat sesuatu yang bisa menentramkan hati dan menenangkan jiwa.

Walhamdulillah. Majelis ilmu bisa ada dengan keberadaan para ustadz yang bersemangat untuk mengajarkan agama Allah. Upaya demi upaya terus mereka usahakan agar manusia bisa menjadi orang-orang yang bertakwa. Bukan berarti mereka sendiri terlepas dari kesalahan. Mereka para ustadz bukanlah orang-orang yang ma’shum, yakni terjaga dari kesalahan.

Tidak ada seorang manusia pun yang terjaga dari kesalahan, kecuali Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم saja. Sehingga, ketika mereka menyampaikan nasehat kepada siapa saja yang hadir pada majelis itu, di saat yang sama pula mereka juga memberikan nasehat untuk diri mereka sendiri.

Bukankah agama ini adalah nasehat?. Siapa saja sangat butuh kepadanya. Tidak bisa tidak.

Dari Tamim ad-Dari radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Agama adalah nasihat.” Beliau mengucapkannya tiga kali. Kami bertanya, “Nasihat untuk siapa, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Untuk Allah, untuk kitab-Nya, untuk Rasul-Nya, untuk para pemimpin kaum muslimin dan kaum muslimin secara umum.” (HR. Muslim No. 55)

Selain di dalam majelis ilmu, banyak cara yang bisa ditempuh untuk memberikan nasehat. Di antaranya ialah melalui beberapa patah kata yang terangkai menjadi tulisan-tulisan yang kemudian terhimpun dalam sebuah buku.

Buku ini kami tulis dalam rangka memberikan nasehat untuk diri-diri kami sendiri dan kepada kaum muslimin secara umum, terkhusus Ahlussunnah Salafiyyin. Nasehat yang berkaitan dengan kemuliaan adab, keagungan akhlak dan luhurnya budi pekerti di dalam islam.

Hal-hal yang berkaitan dengan sikap seorang ‘Da’i muda' yang tepat dalam berinteraksi dengan manusia. Serta bagaimana pula sikap seseorang yang benar terhadap para Da’i muda.

Kami tinjau hal tersebut dari dua sisi. Tidak lupa pula kami sertakan beberapa faedah dan pembahasan penting yang ada kaitannya dengan hal tersebut.

Walhamdulillah. Yang sedikit ini semoga bermanfaat bagi kaum muslimin. Terkhusus kalangan Ahlussunnah. Semoga Allah menjadikan apa yang kami lakukan ini ikhlas karena-Nya semata.