• Hadits Ke-1 : Segala urusan tergantung pada tujuannya

• Hadits Ke-2 : Adat kebiasaan bisa menjadi dasar hukum

• Hadits Ke-3 : Bahaya harus dihilangkan

• Hadits Ke-4 : Keyakinan tidak bisa dihilangkan dengan keraguan

• Hadits Ke-5 : Kesulitan mendatangkan kemudahan

• Hadits Ke-6 : Keuntungan sebanding dengan tanggungan

• Hadits Ke-7 : Asalnya bebas dari tanggungan

• Hadits Ke-8 : Syarat harus dipenuhi sebisa mungkin

• Hadits Ke-9 : Sumpah itu berdasarkan niat orang yang menyuruh bersumpah

• Hadits Ke-10 : Hukum asal segala sesuatu adalah boleh

• Hadits Ke-11 : Kesalahan, lupa, dan keterpaksaan mengangkat dosa

• Hadits Ke-12 : Pahala sebanding dengan tingkat kesulitan

• Hadits Ke-13 : Jika terjadi pertentangan antara penghalang dan pendorong hukum, maka yang diutamakan adalah penghalang

• Hadits Ke-14 : Hukum ditetapkan berdasarkan dugaan kuat (ghalabatuzh-zhann)

• Hadits Ke-15 : Apa yang haram dimakan, haram pula menjualnya

• Hadits Ke-16 : Mengelola dan Menggunakan milik orang lain tanpa izin adalah sesuatu yang batil

• Hadits Ke-17 : Sesuatu yang tidak sah secara mandiri bisa sah secara turunan (mengikuti)

• Hadits Ke-18 : Yang Menjadi patokan dalam akad adalah maksud dan makna, bukan hanya lafaz

• Hadits Ke-19 : Menghindari kerusakan lebih diutamakan daripada meraih kemaslahatan

• Hadits Ke-20 : Jika dua mudarat berbenturan, maka diambil yang lebih ringan

• Hadits Ke-21 : Jika yang asal tidak bisa maka pindah kepada penggantinya

• Hadits Ke-22 : Kebijakan terhadap rakyat bergantung pada kemaslahatan mereka

• Hadits Ke-23 : Seseorang dihukum atas pengakuannya sendiri

• Hadits Ke-24 : Perubahan sebab kepemilikan seperti perubahan objek itu sendiri

• Hadits Ke-25 : Kafarat sumpah gugur jika sumpahnya dikaitkan dengan kehendak Allah

• Hadits Ke-26 : Sesuatu yang dianggap tidak ada menurut syariat, sama dengan yang tidak ada secara fisik

• Hadits Ke-27 : Hak-hak Allah terbagi menjadi tiga jenis

• Hadits Ke-28 : Setiap syarat yang bertentangan dengan syariat adalah batil

• Hadits Ke-29 : Tidak dinisbatkan perkataan kepada orang yang diam, kecuali jika diam itu dalam kondisi wajib menjelaskan

• Hadits Ke-30 : Hukum asal seseorang terbebas dari tanggungan

• Hadits Ke-31 : Penjamin bertanggung jawab atas apa yang dijaminnya

• Hadits Ke-32 : Haram mencari celah untuk menggugurkan hak orang lain secara tipu daya

• Hadits Ke-33 : Barangsiapa tergesa-gesa mengambil hak sebelum waktunya, maka dia dihukum dengan kehilangan hak itu

• Hadits Ke-34 : Hukum asal ibadah adalah terlarang (tidak boleh dilakukan) kecuali ada dalil

• Hadits Ke-35 : Kerusakan yang ditimbulkan oleh hewan tidak menimbulkan tanggung jawab (tidak ada diyat)

• Hadits Ke-36 : Syariat dibangun di atas prinsip kehati-hatian

• Hadits Ke-37 : Apa yang diharamkan untuk dilakukan, maka haram juga diupayakan atau dicari

• Hadits Ke-38 : Islam menghapus dosa dan kewajiban sebelum masuk Islam

• Hadits Ke-39 : Tidak selayaknya mengutamakan orang lain dalam ibadah

• Hadits Ke-40 : Qadha' sebagai ganti pelaksanaan ibadah sebelumnya yang batal atau tidak sah

• Hadits Ke-41 : Yang mampu dilakukan tidak gugur hanya karena ada bagian lain yang tidak mampu dilakukan

Judul Asli: Al-Arba’un An Nabawiyyah Fi Al-Qawaid Al-Fiqhiyyah

Edisi Terjemah: 40 Hadits Seputar Kaidah-Kaidah Fiqih

Penyusun: Dr. Fakhruddin Bin Az-Zubair Al-Mahsi

Alih Bahasa: Zahir Al Minangkabawi

Muraja’ah: Yusuf Abu Ubaidah As Sidawi

Tata letak: Abu Alifah