Aqidah ahlussunnah terhadap para sahabat mencerminkan landasan pokok dalam mempelajari sisi sejarah kehidupan mereka. Penyimpangan dan pencemaran dalam sejarah kehidupan mereka tak dapat dihindarkan jika sisi aqidah dipinggirkan dalam bingkai ini. Urgensinya dapat dibuktikan dengan fakta bahwa mayoritas literatur aqidah ahlussunnah sarat dengan penjelasan yang gamblang akan hal ini. Tidak satupun dari literatur tersebut yang menjelaskan pembahasan sisi-sisi aqidah kecuali pasti menyebutkan pembahasan tentang aqidah ahlussunnah terhadap para sahabat. Sebagai contoh: Kitab Syarh Ushul I’tiqad Ahl al- Sunnah karya al-Lalakaiy, al-Sunnah karya Ibn Abi Ashim, al-Sunnah karya Abdullah Ibn Ahmad Ibn Hanbal, al-Ibanah karya Ibn Baththah, Aqidah Ahl al-Salaf Ashab al-Hadits karya al-Shabuny, dan kitab-kitab yang lain. Bahkan, setiap ulama ahlusunnah dalam menjelaskan prinsip-prinsip aqidahnya tidak luput untuk menjelaskan sikap mereka terhadap para sahabat walaupun dalam satu halaman kertas atau bahkan kurang dari itu, baik dari sisi penyebutan keutamaan mereka, atau keutamaan para khulafa al-rasyidin,atau sisi ‘adalah (takwa dan amanah mereka) dan larangan untuk mencaci dan menghina mereka, atau petunjuk dalam mengedepankan sikap waspada dan menahan diri terhadap perselisihan yang terjadi di antara mereka.
Latar belakang inilah yang mendorong penulis untuk mengungkap secara jelas sisi aqidah ahlussunnah terhadap para sahabat dengan segala pembahasan yang berkaitan dengannya. Begitu juga bahaya yang akan timbul jika dimensi aqidah tidak dijadikan sebagai barometer dalam mempelajari sejarah kehidupan sahabat.
Pembahasan kitab ini akan menitikberatkan pada sisi aqidah, tanpa melupakan beberapa prinsip penting yang tidak mungkin ditinggalkan walaupun hanya disinggung secara global, seperti: hukum mencela sahabat dan pentingnya penelusuran yang mendetail dan mendalam terhadap riwayat-riwayat seputar sahabat.