Sesungguhnya di antara faktor penyebab satu ilmu bisa bermanfaat bagi penulis, pembaca dan siapa saja yang mendapatkannya yaitu kemudahan dalam pemaparan teks dan ungkapan yang dipakai, mengingat hal itu lebih mudah dipahami, dihafalkan dan dikutip. Oleh karena itu, metode yang dipakai Nabi dalam menyampaikan sabdanya yaitu jelas dalam diksi katanya, padat makna dan mudah diterima dan dihafalkan.
Saya kira melalui risalah yang menjadi aset dari segi judul, kandungannya dan cara penyusunannya, penulis telah memperoleh dua aset besar dalam teknik penyusunan bukua, yaitu:
Pertama, metode yang –sepengetahuan saya- belum pernah dipakai sebelumnya dalam penyusunan buku tentang keutamaan beramal (fadhail a’mal).
Kedua, mengkompilasikan yang terserak dan menyusunnya dengan berurutan rapi. Penulis memainkan peran variasi warna dalam tulisan sesuai dengan konteks pembicaraan. Tidak diragukan lagi, variasi warna sesuai dengan kontkes pembicaraan semakin mempermudah teks untuk dihafalkan dan lebih mudah menancap di benak pembaca. Nah, sebatas yang saya tahu, belum ada buku tentang keutamaan beramal yang menggunakan metode semacam ini.
Di antara keistimewaan buku ini yaitu memperhatikan dalam mengutip hadits yang bersanad shahih atau hasan. Dan, penulis benar-benar melakukannya. Sebab banyak penulis yang membahas atau menyusun buku tentang keutamaan amal, mereka mengutip hadits-hadits yang dhaif, dan terkadang palsu.
Sebagian kalangan memang terkadang menggunakan hadits dhaif, mengikuti pendapat sebagian pakar hadits yang mentolelir hal itu. Akan tetapi, pendapat lain –dan ini yang lebih hati-hati dan utama- yang mencukupkan dengan hadits yang sudah jelas sanadnya, tidak menggunakan yang belum jelas. Alangkah indah apa yang diungkapkan oleh Imam Abdullah bin Mubarak –semoga Allah merahmatinya-, “Dalam keshahihan hadits ada kesibukan yang melupakan yang cacat.”
Ringkas kata, terkait buku ini:
Buku ini merupakan pengantar dan simpulan yang disertai dengan dalil dan Dalilasi yang kuat, serta dipercantik dengan varian warna untuk mempermudah dalam memahami dan menghafalkannya. Demikian yang terkait dengan buku atau karya tulis ini.
Adapun terkait dengan penulisnya, yaitu Dr Muhammad bin Abdurrahman Assobaiheen, saya belajar dan mengambil manfaat dari ilmunya, khususnya dalam bidang bahasa, nahwu, dan sebelum itu saya telah belajar tentang kebaikan akhlaknya. Yang terakhir disebut inilah yang lebih berhak untuk dipersembahkan bagi saya, dan saya kira kata pengantar ini bagian dari bakti seorang murid terhadap putra gurunya. Ayah penulis adalah salah satu guru saya di institut ilmu pengetahuan di Riyadh.