Pada bulan Ramadhan 1423 H, Saya pernah diundang untuk sebagai pemateri di sebuah sekolah Islam. Ketika saya lontarkan sebuah pertanyaan sederhana “Di mana Allah?” ini kepada mereka, ternyata tak seorang siswa maupun siswi-pun yang dapat menjawab secara benar, ada yang menjawab: “Allah ada di mana-mana.” Ini jawaban terbanyak, ada lagi yang lucu: “Allah ada di hutan pak ustadz!” Astaghfirullah, kok ya ada yang menjawab seperti itu, demikian gumamku dalam hati, bahkan seorang di antara mereka mengatakan: “Kata pak guru, bertanya seperti itu enggak boleh!”
Sebelumnya, dalam sebuah bus, saya bertemu dengan salah seorang pelajar IAIN, terjadilah diskusi ringan antaraku dengannya, salah satunya tentang masalah ini, ketika saya tanyakan kepadanya, dia menjawab: “Banyak pendapat tentang masalah ini, hanya saja untuk sementara waktu saya cenderung menguatkan pendapat bahwa Allah ada di setiap negara!” Hanya kepada Allah kita mengadu semua ini.
Dua kasus di atas mungkin hanya sekedar contoh untuk membuktikan kepada kita bahwa seperti itulah akidah mayoritas kaum muslimin di negeri kita Indonesia ini. Memang sederhana soalnya, tapi sungguh aneh bin ajaib jawabannya. Bagaimana tidak?! Seandainya kita mau berkeliling Indonesia mengajukan satu pertanyaan sederhana ini, niscaya kita akan mendengarkan berbagai macam jawaban yang beraneka ragam; ‘Allah ada di mana-mana...’ ‘Allah tidak di atas tidak di bawah...’ ‘Allah tidak di kanan tidak di kiri...’ ‘Allah ada di hatiku...’ dan sederet jawaban lainnya. Ironisnya, mayoritas dari para penjawab yang konyol itu adalah orang-orang yang notabene intelektual, ulama, kyai, atau kaum terpelajar.
“Ketahuilah wahai saudaraku bahwa masalah ini termasuk di antara permasalahan akidah yang sederhana tapi cukup rumit, sehingga kaum muslimin semenjak munculnya Mu’tazilah hingga sekarang masih saja dalam perselisihan, padahal ketinggian Allah dikuatkan dengan dalil-dalil Al-Qur’an, hadits mutawatir dan sesuai dengan fitrah yang masih sehat. Pada dasarnya, tidak mungkin seorang muslim mengingkari kebenaran masalah ini, hanya saja sebagian kelompok yang menyimpang dan dibantu oleh setan berusaha mencegah manusia dari jalan yang lurus.”
Oleh karena itu, janganlah masalah ini dipandang sebelah mata, masalah kecil, atau bahkan memecah belah barisan kaum muslimin, sebagaimana anggapan sebagian kalangan!! Bagaimanakah mereka meremehkan masalah ini, padahal Allah, Nabi dan para ulama sangat mengagungkannya!! Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah: “Sesungguhnya pergulatan antara ahli hadits versus kaum Jahmiyyah lebih dahsyat daripada pertempuran antara pasukan kafir versus pasukan Islam.” Lantas, akankah setelah itu semua kita meremehkannya?!
Nah, buku yang kini berada di hadapan anda sekarang akan mengorek masalah ini berdasarkan Al-Qur’an, hadits, ijma’ ulama dan fitrah manusia, serta menepis beberapa syubhat (kerancuan) seputar masalah ini, sehingga menanglah kebenaran dan hancurlah kebathilan, sesungguhnya kebathilan pasti akan hancur binasa.
Buku ini kami tulis secara ringkas dan tidak menampilkan semua dalil, karena bila hal itu kami lakukan niscaya akan sangat mempertebal jumlah halaman buku ini yang itu di luar keinginan kami. Apalagi masalah ini sebenarnya tidak memerlukan banyak dalil, sebab masalah ketinggian Allah di atas langit-Nya sesuai dengan fitrah manusia, tidak ada yang menggugatnya kecuali orang yang sombong dan rusak fitrahnya.