Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
«لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ، لاَ يُبَالِي المَرْءُ بِمَا أَخَذَ المَالَ، أَمِنْ حَلاَلٍ أَمْ مِنْ حَرَامٍ»
“Sungguh akan datang kepada manusia suatu zaman saat manusia tidak peduli dari mana mereka mendapatkan harta, apa dari yang halal atau yang haram.” (HR. Al-Bukhari no. 2083)
Saya menyangka zaman itu adalah hari ini, yaitu zaman di mana manusia bertransaksi jual-beli tetapi tidak tahu fiqih muamalah, sehingga mereka terjebak dalam riba, suap, dan pajak.
Buku ini saya susun di saat-saat saya merasakan betapa sulitnya hidup di Indonesia, semua serba mahal karena harga asli sudah ditambah pajak beacukai, seperti sepeda motor hingga perabotan rumah tangga. Belum lagi rumah ada pajaknya, sepeda motor ada pajaknya, balik nama ada pajaknya, jual rumah ada pajaknya, proyek ada pajaknya, gaji ada pajaknya, makan di restoran ada pajaknya. Di samping itu, sekolah bayar, rumah sakit mahal, dan cari pekerjaan susah. Allahul musta’an.
Jujur saya iri kepada kawan-kawan yang kerja di Arab Saudi. Mereka mengabarkan bahwa di Arab Saudi, begitu juga di negara Arab lainnya seperti Uni Emirat Arab, tidak memungut pajak, tidak pula pajak beacukai, sehingga beli mobil murah. Bahkan yang lucu, sarung produksi Indonesia di sana dibandrol Rp 70.000, padahal di Tanah Abang dijual Rp 100.000. Lagi-lagi kena pajak. Belum lagi, sekolah di sana gratis dari SD sampai perguruan tinggi.
Di Arab Saudi, tol gratis dan jalan lebar-lebar dan lurus, karena gunung-gunung dibelah untuk kenyamanan pengemudi. Adapun di negeri ini, tol bayar, bahkan ke toilet pun bayar. Mendengar itu, bikin sakit hati.
Dengan mengungkapkan segala kegalauan saya melalui buku ini, semoga bisa menjadikan hati saya sedikit terhibur dan apa yang bermanfaat dari buku ini bagi masyarakat bisa menambah tabungan saya di alam Akhirat.