Kisah adalah metode Rabbani yang penuh berkah. Dan termasuk intisari pengalaman hidup umat-umat terdahulu -sepanjang perjalanan sejarah- yang pada intinya menjelaskan Sunnatullah terhadap umat manusia, serta untuk mengetahui sejauh mana Sunnatullah itu terwujud setiap kali sebab dan persyaratannya di setiap zaman atau umat.
Kisah yang diceritakan Al-Qur’an yang penuh berkah ini benar-benar telah terjadi dan dialami oleh umat-umat terdahulu sebelum kita, sebagaimana yang telah digambarkan secara sempurna dalam Al-Qur’an. Maka kisah-kisah Qur’ani itu dapat kita jadikan sebagai bahan tadabbur, renungan dan pelajaran bagi perjalanan dan masa depan umat Islam. Apa yang mereka raih berupa kemuliaan dan kemenangan serta keberkahan hidup, adalah buah dari kekuatan iman dan kesempurnaan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Begitu pula kehinaan, kerendahan dan kesempitan hidup yang mereka terima ketika mereka telah menyimpang dari jalan yang lurus. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (Q.S. Yusuf : 111).
Dan di antara karunia Allah Subhanahu wa Ta'ala yang teragung dan umat Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam ini adalah Dia bentangkan di hadapannya semua intisari itu dalam Kitab-Nya yang agung ini, sehingga semua instisari itu terpelihara dari kepunahan dan penyelewengan. Tidak akan pernah terjadi ada tangan-tangan kotor para pengkhianat agama untuk memalsukan atau merubahnya. Dan tidak pula tangan-tangan kaum munafik mampu untuk mencurinya atau menyembunyikannya, sebagaimana yang telah menimpa kitab Taurat dan Injil yang telah dirubah.
Kisah-kisah dalam Al Qur’an ini adalah benar dan terjaga keorisinilannya, selama masih ada denyut kehidupan di permukaan bumi, selagi matahari masih terbit dan tenggelam, sebagai manifestasi dari firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (Q.S. Al-Hijr : 9).
Setelah semua ini, lalu bagaimana mungkin bagi seorang yang memiliki akal sehat tidak merenung sejenak di hadapan kisah-kisah yang benar ini; baik dengan mempelajarinya, menyucikan diri dengannya, memetik hikmah dan mengambil pelajaran darinya serta mengamalkan tuntunannya. Sehingga dia dapat meraih ketenangan hidup di dunia dan di akhirat dia mendapat keridhaan Allah Subhanahu wa Ta'ala.