Salah satu pilar utama dan landasan mendasar bagi manhaj salaf adalah perhatian mereka terhadap hadits Nabi, baik dari segi penelitian shohih dan lemahnya, mempelajari kandungan maknanya, membelanya dari hujatan, mengamalkan kandungannya dan menebarkannya kepada khayalak manusia. Hal ini merupakan tanda utama bagi Ahlis Sunnah wal Jama'ah, Ahli hadits dan Salafiyyun.
Berbeda halnya dengan kelompok-kelompok lainnya, mereka kurang perhatian terhadap hadits Nabi, sehingga tidak bisa membedakan mana hadits yang shohih dan tidak, bahkan terkadang mereka bersandar pada akal dan hawa nafsunya, lebih parah lagi bahkan ada yang berani menggugat hadits Nabi dan menentangnya.
Sesungguhnya hadits merupakan ilmu yang sangat agung dan mulia. Imam an-Nawawi berkata dalam Irsyaadul Thullabil Haqaiq (I/498): “Ilmu hadits merupakan ilmu yang sangat mulia, sesuai dengan adab dan akhlak mulia. Dia termasuk ilmu akhirat, bukan ilmu dunia. Barangsiapa yang diharamkan mendapatkan ilmu tersebut, berarti dia diharamkan meraih kebaikan yang banyak dan barangsiapa yang diberi karunia memperolehnya, berarti dia mendapatkan keutamaan yang melimpah.”
Al-Hafizh Ibnul ‘Athor (murid Imam Nawawi) juga mengatakan: “Sesungguhnya menyibukkan diri dengan hadits merupakan suatu hal yang sangat disuaki oleh para pria sejati dan pemberani, dibenci oleh para penakut dan banci, ahli hadits selalu menang dan meraih pahala dan para musuhnya selalu kalah dan hina.
Nabi pernah mendoakan kebaikan untuk mereka yang menyibukan diri mempelajari hadits Nabi:
Semoga Allah mencerahkan wajah seorang yang mendengar sebuah hadits dariku lalu dia menyampaikannya sebagaimana yang dia dengar.
Merekapun bangkit bersemangat mencari hadits dengan harapan meraih doa Nabi Muhammad tersebut serta berusaha menebarkan hadits seluas-luasnya. Imam Sufyan ats-Tsauri berkata: “Tidaklah seorang ahli haditspun kecuali di wajahnya terdapat kecerahan wajah sebagaimana doa Nabi”. Imam Syafi’I juga berkata: “Bila aku melihat ahli hadits, seakan- akan saya melihat sahabat Nabi”.
Sungguh, merupakan suatu kewajiban yang amat mendasar bagi setiap muslim yang cemburu terhadap sunnah Nabi untuk mengadakan pembelaan terhadap hadits-hadits beliau dari hujatan para musuhnya, membongkar kebohongan mereka, dan membantah syubhat-syubhat mereka.
Maka marilah kita bersama menjadi pembela sunnah Nabi. Marilah kita siapkan diri kita dengan bekal ilmu5 dan kekuatan untuk menjadi pejuang Sunnah Nabi dan membantah para penghujat hadits Nabi!
Buku yang ada di hadapan pembaca sekarang ini adalah silsilah (bunga rampai) membela hadits Nabi jilid 2 yang berisi pembahasan-pembahasan hadits yang dihujat oleh sebagian kalangan bagian kedua, setelah pada bagian pertama kami mengupas pembelaan terhadap 22 hadits yang dihujat sebagian kalangan. Kali ini, kami lanjutkan untuk melakukan pembelaan terhadap hadits-hadits yang dihujat baik dalam aqidah, hukum fiqih, Nabi dan sahabat, dan adab islami. Semoga Allah menjadikan kita semua para pembela hadits Nabi. Berikut beberapa pembahasannya:
1. Perpecahan Umat
2. Hadits Siksa Kubur, Mutawatir Atau Ahad?
3. Orang Mati Bisa Mendengar?
4. Telaga Al Kautsar
5. Mengimani Mizan
6. Syafaat Bagi Pelaku Dosa Besar
7. Mau Disembelih
8. Masih adakah Syirik Di zaman Modern?
9. Hantu, Dongeng atau Nyata?
10. Kesurupan Jin
11. Muhammad bin Abdil Wahhab Fitnah Nejed?
12. Bersatu dengan Allah
13. Mukjizat Terbelahnya Bulan
14. Pegadaian Rasulullah
15. Menangisi Mayit
Akhirnya, kami memohon kepada Allah agar menjadikan tulisan ini sebagai sumbangsih dan saham kecintaan kami kepada Nabi sehingga mengumpulkan kami bersama beliau di surga kelak dan menjadi baian umat beliau yang meneguk air telaganya. Aamiin.