Al-Istinbaath (Faedah-Faedah Dari Ayat-Ayat Al-Qur-an)

(0 Ulasan Pengguna)   1009   788
Oleh Ebook Sunnah Diposting pada Apr 1, 2023
Dalam Kategori - Al-Quran Al-Karim
Ahmad Hendrix https://t.me/Koleksi_Buku_Ahmad_Hendrix 2020

Di antara hal yang menghalangi kebanyakan orang dari memahami Al-Qur-an adalah: mereka tidak menyadari bahwa realita dan kenyataan yang mereka hadapi sebenarnya masuk di dalam kandungan Al-Qur-an. Mereka menyangka bahwa Al-Qur-an berbicara tentang perkara-perkara dan individu-inividu yang sudah berlalu. Padahal, kalaulah mereka yang dibicarakaan dalam Al-Qur-an itu sudah berlalu, maka -demi Allah- orang-orang tersebut mempunyai para penerus sampai zaman sekarang; baik yang sama persis dengan mereka, yang lebih jelek, maupun yang lebih ringan kejelekkannya. Ketika Al-Qur-an berbicara tentang para pendahulu tersebut, maka masuk di dalamnya para pewaris sifat mereka.

 

“Dan yang semisal dengan (kesalahan) ini adalah: apa yang disebutkan oleh banyak ahli tafsir tentang ayat-ayat yang (sebenarnya) maknanya umum, (kemudian mereka katakan) bahwa ayat-ayat ini berkaitan dengan orang-orang tertentu (yang telah berlalu) dari kalangan orang-orang kafir dan munafik. Maka ini bentuk kekurangan yang nyata dan pengrusakkan terhadap ayat-ayat yang dimaksudkan keumumannya.

 

Sepertinya (kesalahan) ini terjadi karena: ada orang-orang pada zaman Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam yang mereka mengatakan perkataan-perkataan atau melakukan perbuatan-perbuatan -yang baik atau yang jelek-; kemudian disebabkan orang-orang tersebut turun ayat-ayat, yang di dalamnya Allah memuji orang-orang yang berbuat baik, menyanjung mereka, dan menjanjikan pahala yang melimpah bagi mereka. Dan (turun juga ayat-ayat yang di dalamnya terdapat) celaan atas orang-orang yang berbuat jelek dan ancaman berupa adzab yang pedih atas mereka. Kemudian banyak ahli tafsir yang menisbatkan ayat-ayat yang maknanya umum tersebut (khusus) bagi indivindu-individu tersebut. Sehingga mereka (para ahli tafsir itu) berkata: “Mereka itulah yang dimaksudkan dalam (ayat-ayat) tersebut.”….Maka tidak benar menisbatkan (ayat-ayat) itu kepada orang-orang tersebut dan bahwa merekalah yang di maksud dengannya, kecuali dalam rangka menjelaskan bahwa (ayat-ayat) itu turun berkenaan dengan mereka, akan tetapi hukumnya mencakup mereka dan orang-orang selain mereka.”

 

“Maka kewajiban manusia adalah: memahami makna firman Allah sebagaimana difahami oleh para Shahabat radhiyallaahu ‘anhum.

 

Mereka (para shahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam) bila membaca kurang lebih sepuluh ayat, tidak akan mereka lewati (ayat-ayat) tersebut sebelum mereka memahami dan mewujudkan hal-hal yang ditunjukkan oleh (ayat-ayat) tersebut; berupa keimanan, ilmu dan amal, kemudian menempatkan (hal-hal) tersebut pada keadaan-keadaan yang (nyata) terjadi.

 

Maka mereka meyakini berita-berita yang terdapat di dalam (ayat-ayat) tersebut, tunduk terhadap perintah-perintah dan larangan-larangannya, serta memasukkan segala kejadian yang mereka saksikan dan realita-realita yang terjadi pada mereka dan selain mereka; (mereka masukkan semuanya itu) ke dalam (ayat-ayat) tersebut. Kemudian mereka mengintrospeksi diri-diri mereka: Apakah mereka telah melaksanakannya ataukah belum? Bagaimana cara untuk tetap istiqomah di dalam perkara-perkara yang bermanfaat dan memperbaiki yang masih kurang? Dan bagaimana caranya agar terbebas dari hal-hal yang berbahaya?

 

Sehingga mereka mengambil petunjuk dari ilmu-ilmu Al-Qur-an dan berakhlak dengan akhlak-akhlak dan adab-adabnya. Mereka mengetahui bahwa Al-Qur-an adalah firman (Allah) Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, yang (firman ini) diarahkan kepada mereka, dan mereka dituntut untuk memahami maknanya dan mengamalkan konksekuensinya.

Tidak ada review untuk eBook ini.

0
0 dari 5 (0 Ulasan Pengguna )

Tambahkan Review

Penilaian Anda *

eBook Terkait