Manhaj Salaf adalah Islam yang murni yang dibawa oleh Rasulullah ﷺ yang mencakup akidah, ibadah, dan akhlak. Dakwah salaf bukan dengan perhatian dengan akidah dan ibadah lalu meninggalkan akhlak atau sebaliknya, perhatian terhadap akhlak namun meninggalkan akidah.
Manhaj salaf mencakup keseluruhannya, karena manhaj salaf adalah Islam itu sendiri. Allah 'Azza wa Jalla berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan.” (QS. Al-Baqarah: 208)
Oleh karena itulah, termasuk sebuah kesalahan mengganggap manhaj salaf hanya dalam masalah akidah semata, sehingga dalam akhlak tidak mengikuti manhaj salaf. Justru termasuk bagian dari akidah salaf yaitu mengikuti akhlak salaf.
Karena itulah, di kitab-kitab akidah yang ditulis oleh para ulama seperti Akidah Thahawiyah karya Imam Ath-Thahawi, Akidah Wasithiyah karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Syarhus Sunnah karya Imam Al-Muzani, Akidah Salaf Ashbab Hadits karya Imam Ash-Shabuni, dan kitab-kitab lainnya, dicantumkan pembahasan tentang akhlak. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa akhlak adalah bagian dari akidah yang harus menjadi perhatian kita semua. Maka ketika kita menisbatkan diri kepada manhaj salaf berarti kita juga harus totalitas yaitu mengikuti manhaj salaf dalam hal akidah, ibadah dan akhlak.
Akhlak merupakan masalah yang sangat penting. Banyak sekali keutamaannya yang tertuang dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Banyak sekali ayat dan hadits yang memerintahkan dan menganjurkan agar kita menghiasi diri dengan akhlak mulia. Bahkan ketika Rasulullah ﷺ ditanya tentang amalan yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam surga, beliau menjawab: “Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik.”
Seorang hamba yang baik adalah hamba yang memperbaiki hubungannya dengan Allah dan memperbaiki pula hubungannya dengan sesama makhluk. Karenanya akhlak terbagi menjadi 2 macam, yaitu:
1. Akhlak kepada Allah 'Azza wa Jalla dengan iman, tauhid, taat melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan-Nya
2. Akhlak kepada manusia yang terkumpul pada 3 hal sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Ibnul Mubarak rahimahullah yaitu: “Berbuat baik kepada orang lain, tidak menyakiti dan wajah yang berseri ketika bertemu”.
Inilah akhlak yang harus kita perhatikan, jangan sampai kita bersemangat beribadah dan menegakkan sunnah namun lalai dari akhlak mulia. Dalam hadits riwayat Bukhari dalam Adabul Mufrad 119 dengan sanad shahih dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata: Wahai Rasulullah, si fulanah rajin shalat dan puasa sunnah, serta bersedekah akan tetapi ia menyakiti tetangganya dengan lisannya. Maka Nabi ﷺ bersabda:
“Tidak ada kebaikan padanya, dia berada di neraka.”
Hadits ini menunjukkan bahwa akhlak kepada Allah saja tidak cukup menyelamatkan kita dari Neraka, namun harus seiring bersamaan antara akhlak kepada Allah dan akhlak kepada makhluk juga.