Hendaknya kita juga tidak lemah dalam mendakwahkan Al-Qur-an kepada umat dan jangan sampai berputus asa, bahkan kita harus maksimalkan usaha kita untuk mendekatkan umat dengan Al-Qur-an.
Hanya saja: “Mungkin ada yang bertanya-tanya: Al-Qur-an sekarang dibacakan di mana-mana…akan tetapi bersamaan dengan itu: kaum muslimin -yang mereka juga membaca Al-Qur-an- tidak mengimani isinya, (kenapa demikian)? Jawabannya: Sungguh, orang Arab dahulu ketika mendengar ayat-ayat (Al-Qur-an) dibacakan kepada mereka; maka akan langsung meresap ke lubuk hatinya, karena dia adalah orang Arab yang faham tentang makna-makna ayat dan kandungannya dengan tanpa penghalang sama sekali antara dirinya dengan (ayat-ayat) tersebut.
Adapun pada zaman sekarang; maka ada berbagai penghalang antara manusia dengan Al-Qur-an; sebagiannya kembali kepada permasalahan bahasa Arab (yang tidak mereka fahami), dan sebagiannya lagi kembali kepada syubhat-syubhat (kerancuan-kerancuan dalam masalah agama) yang telah menetap di pikiran manusia, dan telah menjadi suatu hal yang mereka pastikan (sebagai kebenaran).
Oleh karena itu, maka sungguh, tugas pengemban Al-Qur-an pada zaman sekarang adalah untuk menjelaskan Al-Qur-an dengan bahasa yang dipahami oleh manusia. Dia harus menyambungkan manusia dengan Al-Qur-an dan menyambungkan Al-Qur-an dengan manusia; dengan cara menjelaskan makna-makna dan kandungan Al-Qur-an kepada mereka, dengan terus-menerus memasukkan makna-makna Al-Qur-an ke dalam jiwa-jiwa manusia, sehingga jiwa akan kembali merasakan pengaruhnya…dan juga agar makna-makna Al-Qur-an sampai kepada orang-orang yang mendustakan dan mengingkarinya -dengan cara ini-; sehingga telah terwujud Dakwah yang dengannya tegak hujjah atas setiap manusia. Dan…(harus diketahui) bahwa Al-Qur-an mengandung dalil-dalil yang bisa berdiskusi dengan akal dan memuaskan hati. Sehingga Al-Qur-an bukanlah hanya berisi pengabaran semata.”