Alhamdulillah, salawat dan salam senantiasa tercurah bagi Rasulullah ﷺ, keluarga, sahabat, dan pengikut setia mereka di dalam kebajikan hingga mendekati Hari Pembalasan. Amma ba’du.
Ketahuilah, bahwasanya agama Nabi Ibrahim ‘alaihissalam adalah mengikhlaskan peribadatan hanya kepada Allah ﷻ, semata dan meninggalkan kesyirikan. Allah ﷻ berfirman:
ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفاً وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Kemudian kami wahyukan kepadamu (Muhammad): “Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif”, dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang memersekutukan Allah. [QS. an-Nahl ayat 16: 123]
Betapa penting landasan tauhid pada setiap amalan hamba, dan betapa besar bahaya kesyirikan apabila dia bercampur dan mengotori suatu amalan, hingga dapat menghancurkan amalan itu. Bahkan menjadikan pelakunya kekal abadi di dalam Neraka.
Karena hal inilah, maka mengetahui tentang kesyirikan sangatlah penting. Bahkan lebih penting dari pengetahuan dan keilmuan tentang salat, zakat, puasa, haji dan peribadatan-peribadatan yang lain. Dengan mengetahui kesyirikan tersebut, seseorang akan selamat dari jaring-jaring kesyirikan, dengan izin Allah.
Di dalam Alquran terdapat lima kaidah agung untuk mengenali kesyirikan orang-orang musyrikin. Dengan memahami kaidah-kaidah tersebut, seseorang akan mengetahui dengan jelas hakikat kesyirikan, dan selanjutnya akan dapat melepaskan, serta menjaga diri dari jerat jaring-jaring kesyirikan.
Berikut ini e-Book yang menguraikan tentang lima kaidah tersebut. Semoga dengannya kita mendapatkan petunjuk jalan yang lurus, dan mendapatkan lentera yang terang benderang untuk membedakan antara ketauhidan dan kesyirikan.