Prioritas utama seorang muslim adalah membangun rumah di surga. Karena itulah yang kekal dan lebih indah daripada dunia yang fana dan hina ini. Nabiﷺ pernah menggambarkan perumpamaan antara dunia dan surga. Beliau ﷺ bersabda:
“Demi Allah, tidaklah dunia dibandingkan akhirat kecuali seperti seseorang dari kalian mencelupkan jarinya ke laut, maka lihatlah apa yang tersisa di jarinya jika ia keluarkan dari laut.” (HR. Muslim: 2868)

Setetes atau dua tetes air itulah gambaran kenikmatan dunia, sedangkan hamparan laut yang luas adalah gambaran kenikmatan di surga. Maka jangan tertipu dengan kenikmatan yang sedikit. Yang harus kita prioritaskan adalah bagaimana mendapatkan kenikmatan di surga nanti. Oleh karenanya Allah 'Azza wa Jalla menceritakan tentang istri Fir’aun yaitu Asiyah, Allah 'Azza wa Jalla berfirman:
“Dan Allah menjadikan istri Fir’aun sebagai perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: “Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu di surga, dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim.” (QS. At-Tahrim: 11)

Fir’aun saat itu adalah orang yang paling kaya dan berkuasa, istananya sangat megah dan hidupnya berlimpah dengan kenikmatan dunia, namun Asiyah adalah wanita yang cerdas dan beriman, ia tidak tertipu dengan kenikmatan yang bersifat sementara sehingga ia berdo’a agar mendapatkan istana rumah di surga. Karena ia faham bahwa kerajaan Fir’aun adalah fana sedangkan yang kekal dan abadi adalah istana rumah di surga. 

Oleh karena itulah, sebagaimana hari ini kita memikirkan bagaimana kita bisa menyicil untuk pembangunan rumah di dunia maka seharusnya kita juga memikirkan bagaimana bisa menyicil pembangunan rumah di surga.